Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Juli 2015

Filosofi Rumput

Tanpa rumput, maka kita tidak akan pernah merasakan manisnya segelas susu, lezatnya sepotong daging. Coba kamu bayangkan, andai di dunia ini tidak di ciptakan rumput, susu dan daging tidak akan ada. Sapi, domba, kambing, kerbau, tidak akan bisa bertahan hidup.
Rumput sebagian besar memenuhi tiap isi semesta ini. Ia menjadi tempat bernaung bagi makhluk hidup. Apakah kamu pernah melihat seekor belalang yang sedang asyik bermain di rerumputan? Ia bermain, serta memakan rumput – rumput kesukaannya. Kamu juga pernah melihat bagaimana lahapnya seekor sapi yang mengunyah begitu banyak rumput, bukan? Rumput menjadi sumber kehidupan.
Terlalu sering kamu menginjakkan kakimu padanya, namun pernahkan kamu belajar juga kepada dirinya? Belajar jika dirimu terinjak-injak, kamu akan bisa setegar dirinya. Perhatikanlah dengan baik, rumput yang terinjak tak akan pernah mati walau berkali-kali, beratus kali, atau mungkin beribu kali ia terinjak, ia akan terus hidup. Sungguh ajaib Tuhan menciptakannya, ia mempunyai kemampuan bertahan hidup begitu istimewa dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Rumput memberi pelajaran tentang kehidupan. Ia mengajarkan kita apa itu menjadi tegar. Rumput bisa tumbuh dimana saja. Di atas tanah tandus, kering, terjal, di atas bebatuan, bahkan di dalam lautan, rumput bisa hidup. Bila di bandingkan dengan kita yang setiap saat mengeluh tentang betapa sulitnya menjalani hidup. Rumput menerima takdir Tuhan atas penciptaannya, Meski ada yang membencinya sebagai tanaman pengganggu.
Bagi banyak orang terutama yang gemar bercocok tanam, rumput itu merupakan tanaman pengganggu, liar, gak berguna, perusak, atau apalah. Beda dengan padi yang sengaja ditanam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Atau tanaman hias lainnya yang dipelihara hanya untuk dinikmati keindahannya. Tapi taukah kamu, jika kita memandang dari sisi lain. Kita bisa bercermin dari sifat tanaman rumput. Walaupun rumput tumbuh dengan liar tapi dia bisa bertahan hidup bahkan di cuaca ekstrim sekalipun. Walaupun sudah dicabut, dibakar, benih-benihnya akan tetap tumbuh. Walau sering di injak-injak, tapi dia dapat kembali tegak. Walau kadang disebut perusak, namun dia bermanfaat untuk pakan ternak. Cerminan yang dapat kita tiru dari rumput adalah caranya tetap bertahan hidup dari segala cobaan yang dihadapi. Semangatnya untuk dapat tumbuh kembali walau keadaan lingkungan yang tidak menghendaki bahkan meremehkan keberadaannya. Dan rumput bisa membuktikan bahwa ia tetap tumbuh, menyegarkan setiap pandangan mata serta berguna bagi mereka yang membutuhkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar